Berita

Sewa Mengapa Pemudik Kendaraan Pribadi Rela Macet Puluhan Jam

23 June 2016

Mengapa Pemudik Kendaraan Pribadi Rela Macet Puluhan Jam

Menggunakan kendaraan pribadi pada saat mudik bukan tanpa risiko, dan ini sudah menjadi rahasia umum. Sebagian besar masyarakat pasti sudah punya pengalaman merasakan kemacetan tak berujung. Belum lagi risiko lainnya. Tapi mengapa, mudik dengan kendaraan pribadi dari tahun ke tahun tak pernah berkurang, malah sebaliknya terus meningkat.

Data terbaru dari Kemenhub menyebutkan, jumlah kendaraan roda empat yang akan mudik tahun ini, naik 4,5 persen menjadi 2,4 juta mobil dibandingkan lebaran 2015, yakni 2,3 juta mobil. Menurut Jonan, peningkatan jumlah kendaraan pribadi tersebut sudah dipastikan akan menimbulkan kemacetan.

“Jumlah kenaikan tersebut, belum termasuk kendaraan roda dua yang lebih banyak lagi,” kata Menteri Perhubungan, belum lama ini, di Jakarta.

Puncak arus mudik diprediksi akan terjadi pada H-3, namun pada H-7, para pemudik yang menggunakan mobil pribadi mulai memadati ruas-ruas jalan tol, dari Jakarta menuju ke Jawa dan daerah lainnya. Lepas dari jalur bebas hambatan, di titik-titik tertentu, mobil akan bertemu dengan motor.

Dari berbagai media, cetak, online, dan tv, semua orang bisa mendapat informasi, bagaimana para pemudik harus berjibaku dengan kemacetan panjang tak berujung yang harus ditempuh dalam waktu berpuluh-puluh jam, bahkan tak jarang terpaksa harus menginap.

Beberapa waktu lalu, sebelum bulan puasa, tim dapurpacu menyusuri tol Cipali, salah satu ruas jalan bebas hambatan yang sangat membantu para pemudik mempersingkat waktu tempuh, sebelum mereka sampai ke kampung halaman di Jawa. Dapurpacu menggunakan kendaraan keluarga, New Great Xenia berkapasitas tujuh penumpang.

Di jalan bebas hambatan sepanjang kurang lebih 116 km itu, dalam kondisi arus lalu lintas normal bisa ditempuh kurang dari lima jam dengan rata rata kecepatan di atas 100 kpj. Namun, dalam kondisi tidak normal, seperti musim mudik yang akan datang, perjalanan bisa lebih lama.

Sejauh yang kami pantau, sebagian besar kendaraan yang melintasi jalan bebas hambatan ini, memang kebanyakan mobil keluarga, seperti Daihatsu Xenia, Avanza, Toyota Innova dan beberapa mobil keluarga dengan merek lain. Ada juga sedan dan hatchback.

Mobil-mobil sejenis itu, memang sangat disukai keluarga Indonesia karena mampu mengangkut banyak anggota keluarga. Konsumennya, seperti diketahui adalah pemilik mobil pertama. Sebagian dari mereka adalah keluarga-keluarga muda yang sukses di bidang pekerjaan masing-masing.

Jumlahnya setiap tahun terus meningkat. Sebagian besar, mungkin tahun lalu masih mudik dengan kendaraan umum atau naik motor. Tetapi, tahun ini akan mudik dengan mobil barunya.

Bisa jadi, mereka-mereka inilah, yang kemudian menyebabkan jumlah daftar pemudik menggunakan kendaraan pribadi dari tahun ke tahun terus meningkat.

Mobil berjenis MPV selain tidak terlalu mahal, juga lumayan lincah melesat di jalan bebas hambatan, bahkan sudah teruji mampu menghadapi kemacetan yang cukup panjang di berbagai ruas jalan, termasuk mengarungi kemacetan panjang saat mudik berlangsung.

Beberapa petugas Jasa Marga yang ditemui dapurpacu, mengatakan akan terjadi kepadatan yang luar biasa menjelang H-7 dan H-3 lebaran. Petugas anonim ini, meminta pemudik bersabar dan mematuhi kecepatan selama dalam perjalanan karena sudah pasti macet.

Titik titik rawan kemacetan sudah hampir dipastikan terjadi sejak kilometer nol. Bahkan kalau berangkat melalui pintu tol Simatupang, para pemudik akan dihadang kemacetan yang cukup parah di kawasan Cikunir. Di daerah ini, paling sedikit waktu Anda akan terbuang lebih dari satu jam bahkan mungkin bisa lebih hanya untuk masuk ke lajur tol Bekasi, apalagi kendaraan dari berbagai arah sudah mulai menumpuk di sini.

Diperlukan kesabaran bagi para pengemudi, karena jarak antar satu kendaraan dengan kendaraan lain sangat berdekatan. Tak terasa, Anda sudah menghabiskan waktu berjam-jam untuk sampai di pintu tol Bekasi saja. Padahal perjalanan masih panjang, masih ada tol Cipularang dan Cipali.

Setelah keluar dari tol, para pemudik harus menempuh lajur non tol, dan berhadapan dengan berbagai jenis kendaraan, roda roda dua, bus, angkutan kota, bisa jadi juga becak bahkan pasar tumpah.

Hebatnya, meskipun sudah menghabiskan waktu berjam-jam bahkan mungkin sudah puluhan jam, namun semangat untuk mudik dan merayakan lebaran di kampung halaman tak pernah surut. Apalagi, kalau kampung halaman hanya tinggal beberapa kilometer lagi, rasa capek, ngantuk dan sebagainya seakan sirna.

Sambil membayangkan tiba di kampung disambut keluarga dengan rasa suka cita yang mendalam, sebagai orang yang sukses berjuang di ibu kota, sungguh merupakan sebuah kebahagian yang tak ternilai harganya.

Mobil, merupakan salah satu ukuran sukses dan lambang status bagi kebanyakan masyarakat kita. Tak peduli, apakah kendaraan tersebut hanya sewaan apalagi kalau milik pribadi, itu adalah sebuah kebanggaan yang luar biasa bagi para perantau. Keluarga inti akan sangat bangga bercerita kepada para tetangga, ketika salah satu anggota keluarga mereka mudik menggunakan kendaraan pribadi.

Itulah sebabnya, mengapa sebagian dari masyarakat kita rela berkorban menghabiskan waktu dan tenaga bahkan mungkin uang dalam jumlah yang cukup besar melebihi ongkos kereta api atau pesawat demi mudik ke kampung halaman.

Selamat Idul Fitri 1437 H, mohon maaf lahir bathin.

Mobil-mobil kami di dukung oleh tenaga kerja yang profesional, sehingga kami yakin permasalahan transportasi yang dialami konsumen untuk mendapatkan keamanan, kenyamanan dan kepuasan dalam berkendara dapat terjawab oleh rental mobil Kami.

Berita Terkait